Oleh
Ki Ageng Warana, biji bisa ular itu direndamnya dalam air, yang kemudian dengan
mempergunakan duri yang telah direndam di dalam air itu, untuk menusuk
simpul-simpul jalan darah. Dengan demikian, mereka tawar dari segala macam
bisa.
Mahesa
Jenar sebagai sahabat paling dekat Ki Ageng Sela, tidak hanya mendapat
kesempatan membebaskan diri dari segala pengaruh bisa dan racun, tetapi ia juga
mendapat hadiah dari sahabatnya, sebagian dari biji bisa itu.
Dengan
biji bisa itu Ki Ageng Warana telah membebaskan dirinya sendiri dari berbagai
macam bisa. Juga Ki Ageng Sela dan bahkan Mahesa Jenar sebagai seorang sahabat
karib Nis dari Sela, mendapat kesempatan untuk menikmati kasiatnya pula.
Oleh
Ki Ageng Warana, biji bisa ular itu direndam dalam air, yang kemudian dengan
mempergunakan duri yang telah direndam didalam air itu, untuk menusuk
simpul-simpul jalan darah. Dengan demikian, mereka tawar dari segala macam
bisa.
Mahesa
Jenar, sebagai sahabat paling dekat Ki Ageng Sela, tidak saja mendapat
kesempatan membebaskan diri dari segala pengaruh bisa dan racun, tetapi ia
mendapat hadiah dari sahabatnya sebagian dari biji bisa itu.
Maka,
diceriterakannya semua itu kepada Ki Asem Gede. Tentang ular yang bersinar
putih kebiru-biruan serta tentang biji bisa Ular itu. Barangkali biji bisa itu
dapat dipergunakan untuk mengobati kaki Wirasaba sebagaimana bisa ular Gundala
Seta.
Ki Asem Gede dan Mantingan mendengar ceritera
itu dengan penuh perhatian. Wajah Ki Asem GEde sebentar tampak berkerut,
sebentar terkejut, kemudian sebentar menjadi cerah, untuk seterusnya muram
kembali. Tetapi kemudian tiba-tiba jadi bersinar terang.
Anakmas, kata KI Asem Gede kemudian setelah
Mahesa Jenar selesai berceritera, Ki Ageng Warana adalah raja dari segala
tabib. Sayang aku sampai sekarang belum pernah berkesempatan bertemu dengan
beliau. Sebab beliau adalah seorang yang aneh. Sebentar nampak, sebentar
menghilang. Berbahagialah anakmas Nis dari Sela dapat bertemu dengan orang tua
yang aneh itu. Dan berbahagia pulalah Anakmas Mahesa Jenar bersahabat dengan
Anakmas Sela. Sebab menurut ciri-ciri yang Anakmas ceriterakan itu, ular yang
menyambar demikianlah yang bernama ular Gundala. “Tetapi Ki Ageng Warana tidak
menamakan ular itu ular Gundala, tetapi disebutnya ular Gundala seta.” Mahesa
Jenar menjelaskan. Tiba-tiba cahaya mata Ki Asem Gede menjadi cerah secerah
matahari pagi yang memercik diatas rumput-rumput hijau.
“Ya itulah Anakmas.... Memang terdapat
beberapa dongeng mengenai ular ajaib itu. Sebagai senjata dewa-dewa, ia disebut
Ular Gundala. Tetapi sebagai penggembala air dilangit ia disebut ular Candrasa
Seta, katanya hampir berteriak.
Kemudian
Mahesa Jenar mengambil sebuah tabung bambu kecil yang diikatkan di bagian dalam
pakaiannya. Tetapi meskipun obat itu tak pernah terpisah dari tubuhnya, bahkan
ia pernah mendapat tusukan di simpul jalan darahnya oleh Ki Ageng Warana, namun
ia masih belum pernah melihat bukti kasiatnya.
Ki
Asem Gede menerima benda itu dengan dada berdebar. Diamat-amatinya benda itu
dengan saksama. Anakmas Mahesa Jenar, marilah kita lihat kasiat benda ini,
katanya. Kemudian Ki Asem Gedepun segera mengambil sebuah cawan tembikar dan
bumbung berisi bisa. Segera biji bisa ular itu direndamnya di dalam air, lalu
diteteskannya bisa dari dalam bumbungnya ke dalam air rendaman itu, setelah
biji bisanya disisihkan kedalam tempat yang lain.
Apa
yang terjadi sangatlah mengejutkan. Air di dalam cawan itu menjadi seakan-akan
menggelegak dan mendidih. Maka setelah timbul beberapa gumpal asap, air di
dalam cawan itu menjadi surut. Akhirnya sesaat kemudian air itu menjadi tenang
kembali. Semuanya memandang peristiwa itu tanpa berkedip. Kemudian berkatalah
Ki Asem Gede, Ini adalah suatu benturan langsung antara dua jenis bisa tanpa
perantara. Maksudnya adalah, bahwa kedua jenis bisa itu tidak bekerja atas
sesuatu zat, misalnya yang satu membekukan sedang yang lain mencairkan darah.
Dan anakmas dapat menyaksikan sendiri betapa hebatnya bisa Ular Gundala atau
Candrasa itu. Mahesa jenar termenung sejenak. Lalu katanya, Kalau begitu,
dapatkah Ki Asem Gede mengobati kaki kakang Wirasaba?
Bersambung.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau mampir...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.