Akan
aku coba, tetapi harus perlahan-lahan. Sebab bisa di dalam tubuh Wirasaba telah
bekerja terlalu lama. Kalau tubuhnya itu tidak mempunyai daya tahan yang luar
biasa, ia telah lama binasa. Karena itu aku tidak berani mengobatinya
sekaligus. Benturan yang berlebihan di dalam tubuhnya antara dua jenis bisa itu
akan dapat membunuhnya. Dan untuk itu akan memerlukan waktu, jawab Ki Asem
Gede.
Akhirnya
Ki Asem Gede minta kepada Mahesa Jenar untuk diizinkan meminjam biji bisa itu.
Ia akan mencoba sedikit demi sedikit mengobati kaki Wirasaba yang
bertahun-tahun tak dapat dipergunakan.
Sementara
itu malam menjadi semakin dalam. Bunyi jangkrik terdengar saling bersahutan
dengan kemersik daun yang digerakkan oleh angin malam sejuk. Sementara itu, Ki
Asem Gede atas nama anak menantunya mempersilahkan kedua tamunya itu untuk
beristirahat.
Tetapi malam itu Mahesa Jenar sama sekali tidak berhasrat untuk tidur. Ketika ia sudah membaringkan dirinya, teringatlah kembali semua peristiwa yang dialaminya pada hari-hari terakhir. Maka barulah terasa penat-penat di bagian-bagian anggota badannya.
Tetapi malam itu Mahesa Jenar sama sekali tidak berhasrat untuk tidur. Ketika ia sudah membaringkan dirinya, teringatlah kembali semua peristiwa yang dialaminya pada hari-hari terakhir. Maka barulah terasa penat-penat di bagian-bagian anggota badannya.
Selain
itu terngianglah kembali semua ceritera Samparan pada saat terakhir sebelum
menghembuskan nafasnya yang penghabisan. Tentang Lawa Ijo, tentang pertemuan
yang akan diadakan oleh golongan hitam, tentang pusaka-pusaka Kiai Nagasasra
dan Sabuk Inten, dan tentang seorang yang disebut oleh Samparan bernama
Pasingsingan. Semuanya itu masing-masing bagi Mahesa Jenar memerlukan
perhatian-perhatian khusus
SEBENARNYA
kalau Lawa Ijo atas petunjuk Pasingsingan ingin mendapat pusaka Kiai Nagasasra
dan Sabuk Inten dengan memasuki Gedung Perbendaharaan Istana, ia pasti akan
kecewa. Sebab kedua pusaka itu sedang jengkar meninggalkan tempat
penyimpanannya. Tak seorang pun yang mengetahui, kemana perginya dan siapa yang
membawanya.
Sedangkan
kepada Pasingsingan sendiri, Mahesa Jenar tak habis-habis heran. Bahkan hampir
tak masuk akal, kalau sampai Pasingsingan mempunyai seorang murid semacam Lawa
Ijo. Mengenai pertemuan golongan hitam itu pun akan merupakan suatu peristiwa
yang cukup menarik.
Kecuali itu, bila Lawa Ijo telah menyatakan diri untuk mengambil bagian dalam pertemuan itu, pastilah bahwa pagi-pagi ia telah mempersiapkan diri. Ini berarti bahwa Lawa Ijo selalu berusaha untuk memperdalam segala ilmunya sampai sedalam-dalamnya. Apalagi di bawah asuhan seorang sakti yang bernama Pasingsingan.
Kecuali itu, bila Lawa Ijo telah menyatakan diri untuk mengambil bagian dalam pertemuan itu, pastilah bahwa pagi-pagi ia telah mempersiapkan diri. Ini berarti bahwa Lawa Ijo selalu berusaha untuk memperdalam segala ilmunya sampai sedalam-dalamnya. Apalagi di bawah asuhan seorang sakti yang bernama Pasingsingan.
Lalu
bagaimanakah dengan dirinya? Dengan terbunuhnya salah seorang anggota
gerombolan Lawa Ijo, bahkan saudara muda seperguruannya, berarti Mahesa Jenar
sudah berhadapan langsung dengan golongan itu. Golongan Lawa Ijo yang bersarang
di hutan Mentaok.
Karena itulah maka Mahesa Jenar mulai menilai dirinya kembali. Sebenarnya ia tidak ingin lagi mempergunakan tenaganya dan ilmu tata berkelahi yang pernah dipelajarinya untuk memecahkan soal. Tetapi berhadapan dengan gerombolan Lawa Ijo, soalnya menjadi lain. Terhadap gerombolan itu, dan gerombolan hitam umumnya, ia tak dapat berbuat lain, kecuali harus mempersiapkan diri dalam keadaan siaga tempur.
Bersambung...
Karena itulah maka Mahesa Jenar mulai menilai dirinya kembali. Sebenarnya ia tidak ingin lagi mempergunakan tenaganya dan ilmu tata berkelahi yang pernah dipelajarinya untuk memecahkan soal. Tetapi berhadapan dengan gerombolan Lawa Ijo, soalnya menjadi lain. Terhadap gerombolan itu, dan gerombolan hitam umumnya, ia tak dapat berbuat lain, kecuali harus mempersiapkan diri dalam keadaan siaga tempur.
Bersambung...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau mampir...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.