Senin, 08 Juli 2019

NAGASASRA SABUK INTEN (063)

Sambil mengaum keras, harimau itu dengan garangnya meloncat akan menerkam Mahesa Jenar. Kedua kaki
depannya menjulur hampir lurus dengan tubuhnya. Kuku-kukunya yang tajam siap merobek-robek
mangsanya. Sedang taring-taringnya yang tajam-runcing, menyeringai. Mengerikan sekali. Tetapi Mahesa
Jenar adalah seorang yang telah terlatih baik untuk menghadapi setiap kemungkinan dan segala macam
bahaya. Maka ketika dilihatnya harimau itu meluncur menerkamnya, dengan cekatan Mahesa Jenar
merendahkan diri dan meloncat ke samping.
Harimau itu kembali mengaum dengan hebatnya. Rupanya ia sangat marah ketika mangsanya terlepas dari
terkamannya. Tetapi selama harimau itu masih mengapung di udara, ia sama sekali tak dapat mengubah
geraknya.
Ketika harimau itu mendarat di tanah, ia menjadi terkejut sekali. Tidak saja karena sasarannya telah
menghindarkan diri, tetapi juga karena tiba-tiba saja terasakan sesuatu yang menghantam punggungnya,

dan bahkan seperti melekat dengan eratnya.
Setelah Mahesa Jenar berhasil menghindarkan diri, maka tepat pada saat harimau itu menjejakkan kakinya
di atas tanah, dengan kecepatan luar biasa Mahesa Jenar meloncat ke atas punggung harimau itu, dan
menghantamnya sekali. Seterusnya kedua tangannya dengan eratnya berpegangan pada leher harimau itu.
Tetapi harimau adalah binatang yang mempunyai kekuatan yang luar biasa. Pantaslah kalau disebut raja hutan. Apalagi seekor harimau yang sedang marah, seperti yang sedang dihadapi oleh Mahesa Jenar.
Harimau itu menggeliat dengan sepenuh tenaga untuk melepaskan pegangan Mahesa Jenar.
Tetapi Mahesa Jenar dengan eratnya mencengkeram leher harimau itu, sehingga tangan itu tidak terlepas. Akhirnya
harimau yang sudah mencapai puncak kemarahannya itu meloncat tinggi. Setelah terjun kembali, segera
menjatuhkan diri dan bergulingan di tanah. Bagaimanapun eratnya pegangan Mahesa Jenar, tetapi
mengalami hal yang demikian tak urung tangannya terlepas juga. Bahkan ia terlempar ke samping, sampai
beberapa langkah dan jatuh berguling-guling. Untunglah bahwa Mahesa Jenar memiliki keuletan yang luar biasa.


Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mau mampir...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.