Senin, 10 Desember 2012

NAGASASRA SABUK INTEN (033)

Oleh SH Mintarja


 “Baiklah kakang Rangga,” jawab Gadjah Alit. Dan setelah beberapa saat tak terjadi apa-apa, perlahan-lahan dan berhati-hati sekali mereka berdua menyelinap pintu belakang ruang jaga dengan tidak membangunkan seorang pun, agar orang yang bermaksud jahat itu sama sekali tak menduga bahwa diantara sekian banyak penjaga itu ada yang terluput dari sirepnya.
Dengan berlindung pada bayang-bayang dan batang-batang tanaman mereka berdua menyelidiki keadaan taman itu dengan seksama. Gadjah Alit ke utara, sedangkan Mahesa Jenar atau Rangga Tohjaya ke selatan. Beberapa lama mereka tak menemukan tanda apa-apa. Malahan halaman dalam istana itu rasanya jauh lebih sepi dari biasanya. Tapi Mahesa Jenar dan Gadjah Alit adalah orang-orang yang penuh dengan pengalaman dan mempunyai ketajaman batin yang luar biasa.
Mahesa Jenar yang meskipun pada waktu itu belum melihat adanya sesuatu yang mencurigakan, tetapi ia sudah mendapat firasat bahwa ia telah berdekatan dengan apa yang dicarinya. Itulah sebabnya ia segera diam menenangkan diri di belakang sebuah tanaman yang agak rimbun. Dipusatkannya segala perhatiannya ke suasana di sekelilingnya. Angin aneh yang ternyata adalah mengalirnya kekuatan sirep dari seseorang yang cukup kuat ilmu kebatinannya, masih saja bertiup. Bahkan daya sirep itu demikian kuatnya sehingga baik Mahesa Jenar maupun Gadjah Alit harus tetap menyediakan sebagian perhatianya untuk tetap melawan pengaruhnya.
Dengan mengukur kekuatan angin aneh itu, Mahesa Jenar sedikit banyak dapat menjajaki sampai dimana kehebatan orang yang memasangnya. Dengan demikian Mahesa Jenar harus betul-betul waspada, sebab ia tahu betul bahwa orang yang memasang sirep itu tentulah seorang yang mempunyai kesaktian tinggi. Dari tempat persembunyiannya Mahesa Jenar dapat melihat bahwa tiga orang yang bertugas jaga di sudut dinding halaman itu telah tertidur semuanya. Tombaknya disandarkan pada dinding halaman, dan mereka bertiga begitu saja menggeletak tidur di atas rumput. Maka setelah agak lama Mahesa Jenar menanti, datanglah saat yang menyebabkan denyut jantung Mahesa Jenar bertambah cepat. Karena pendengarannya yang sangat tajam itulah maka ia mendengar suara berdesir di atas atap balai perbendaharaan istana. Ketika dengan matanya yang setajam telinganya itu pula ia mengamat-amati arah suara itu, darahnya jadi tersirap. Dilihatnya samar-samar bayangan yang berkerudung hampir seluruh tubuhnya berjalan mengendap-ngendap.
Tiba-tiba bayangan itu berhenti hanya beberapa depa saja di atasnya. Mahesa Jenar segera mengatur jalan nafasnya supaya tidak didengar oleh bayangan itu. Dan memang rupa-rupanya bayangan itu sama sekali tidak mengerti kalau di  bawahnya bersembunyi seseorang. Bayangan itu kemudian berdiri dan terdengarlah suatu suitan nyaring. Setelah itu ia berdiri tegak sambil memandang ke arah sudut pagar halaman. Tiba-tiba muncullah berturut-turut, hampir seperti seekor berati yang terbang dan hinggap di atas dinding pagar yang tingginya satusetengah kali tinggi orang. Dan kemudian terdengarlah tawa itu.
Bayangan di atas balai perbendaharaan itu memperdengarkan suara tertawa yang walaupun tidak keras tetapi memancarkan suatu pengaruh yang luar biasa, sehingga seseorang yang mendengarnya hatinya menjadi begitu pedih seperti mendengar rintihan hantu kubur. Bukan itu saja.      
Keempat bayangan yang muncul kemudian itu memperdengarkan suara tertawa yang sama, sehingga terpaksa Mahesa Jenar harus segera dengan kekuatan batinnya menutupi lubang-lubang pendengaran hatinya untuk tidak menerima pengaruh jahat dari suara itu. Kemudian keempat orang itu meloncat dengan gaya seperti seekor burung, turun ke halaman. Seperti terapung di udara, mereka berlari ke arah bayangan di atas atap itu. Sementara itu dari arah lain Mahesa Jenar melihat bayangan seorang yang pendek bulat berlari seperti batu berguling-guling masuk jurang begitu cepatnya ke arah empat bayangan itu. Belum lagi Mahesa Jenar berbuat sesuatu, bayangan itu sudah langsung menyerang. Hati Mahesa Jenar berdebar bertambah cepat.

Bersambung...... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mau mampir...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.