Ki
Asem Gede terkejut bukan kepalang. Dan terasa di kedua belah lambungnya melekat
ujung senjata tajam. Ketika ia menoleh, dilihatnya Wisuda dan Palian, yakni
anggota ke-3 dan ke-4 dari kawanan iblis itu berdiri di belakangnya dan
mengancamnya dengan keris. Maka terpaksa Ki Asem Gede mengurungkan niatnya,
meskipun hatinya bergelora hebat, sambil menanti suatu kesempatan.
Sementara
itu, pertempuran di arena bertambah hebat. Gagak Bangah dengan gesitnya
menyambar-nyambar sambil mempermainkan pedang pendeknya, seperti seekor Sikatan
menyambar belalang. Sedangkan Watu Gunung pun dengan mengandalkan
kekuatannya menyerang dengan garangnya. Apalagi kini ia telah memegang pula
sebuah belati panjang yang dicabutnya dari bawah kainnya, seperti yang dilemparkan
tadi.
Mahesa
Jenar ternyata tidak mengecewakan. Diam-diam ia merasa bersyukur bahwa dengan
tidak sengaja Watu Gunung telah memberinya sebilah pisau belati panjang. Dan
dengan senjata itu ia melayani kedua lawannya. Ia pernah mendengar bahwa belati
kawanan Lawa Ijo terkenal keampuhannya serta terbuat dari baja pilihan. Apalagi
kini senjata itu ada di tangan Mahesa Jenar yang mempunyai kepandaian dalam
mempergunakan segala macam senjata. Maka dalam waktu yang singkat ujung belati
itu dengan dahsyatnya menyerang lawannya dan seolah-olah berubah menjadi
beribu-ribu mata pisau yang mematuk-matuk dengan garangnya.
Keadaan
yang seimbang dari pertempuran itu tidak berlangsung lama. Sebab segera Mahesa
Jenar berhasil mendesak lawannya ke dalam keadaan yang sulit. Sebenarnya Mahesa
Jenar tidak biasa membinasakan lawannya, apalagi tidak ada sebab-sebab yang
memaksa. Ia lebih suka mengampuni seseorang apabila orang itu sudah tidak dapat
berbuat apa-apa.
Tetapi
tidak demikian halnya terhadap orang-orang yang licik dan curang. Sebab
orang-orang yang demikian sudah tidak menghargai lagi sifat-sifat kejantanan
dan kekesatriaan. Orang-orang semacam itulah yang selalu akan menimbulkan
bencana. Karena itu terhadap orang-orang yang demikian, juga kepada lawannya
itu, Mahesa Jenar telah mengambil keputusan untuk membinasakannya. Maka
segera ia merangsang lawannya lebih hebat lagi. Pisau panjang yang berada di
tangannya itu bergerak semakin cepat sehingga hampir merupakan
gumpalan-gumpalan sinar yang bergulung-gulung mengerikan sekali.
Watu
Gunung dan Gagak Bangah sama sekali tidak menduga bahwa Mahesa Jenar memiliki
kepandaian yang demikian tinggi. Maka diam-diam mereka berdua mengeluh dalam
hati. Karena mereka tadi memberi kesempatan kepada orang ini untuk bertanding
membela anak Ki Asem Gede. Keringat dingin sudah membasahi seluruh tubuh mereka
berdua.
Sesaat
kemudian terdengarlah bunyi berdentang dari senjata yang beradu. Ternyata
pisau panjang Mahesa Jenar telah menyambar pedang pendek Gagak Bangah. Sambaran
itu begitu kuatnya sehingga tangan Gagak Bangah merasa nyeri sekali. Belum lagi
ia dapat memperbaiki keadaannya, kembali pedangnya disambar oleh pisau Mahesa
Jenar. Dan benar-benar kali ini ia tidak mampu lagi berbuat apa-apa sehingga
pedangnya terpental jatuh.
Melihat
keadaan itu, Watu Gunung segera berusaha menolong kawannya. Dengan lompatan
yang cepat ia mendesak maju, dan membabat tangan Mahesa Jenar. Tetapi Mahesa
Jenar telah menarik tangannya kembali dan dengan sisi telapak tangan kirinya ia
menghantam pergelangan tangan Watu Gunung. Hantaman itu sedemikian kerasnya
terlepas dari tangannya. Maka kini sampailah saatnya untuk mengakhiri
pertempuran.
Mahesa
Jenar tidak mau membunuh lawannya dengan senjata. Segera dilemparkannya belati
itu, dan secepat kilat sebelum Watu Gunung dan Gagak Bangah sempat menjatuhkan
dirinya, kedua tangan Mahesa Jenar masing-masing meraih kepala kedua orang itu.
Dengan tenaga yang didasari kegusaran hati, dibenturkannya kedua kepala itu
sekuat tenaga. Maka terdengarlah suara hampir seperti sebuah ledakan diikuti
oleh jerit ngeri melengking. Sekejap kemudian suara itu terputus dan kedua
orang itu rebah di tanah dengan kepala pecah.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau mampir...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.