Sabtu, 15 Desember 2012

NAGASASRA SABUK INTEN (038)

Oleh SH Mintarja


Mendengar suara Ki Asem Gede tertawa terkekeh-kekeh, hati Watu Gunung semakin terbakar. Maka secepat halilintar menyambar, tangannya tergerak, dan seleret sinar menyambar dada Mahesa Jenar.
Melihat sinar itu, sesaat Mahesa Jenar bimbang. Kalau ia menghindar, tentu pisau itu akan mengenai salah seorang penonton yang berdiri diluar arena itu. Tetapi ia tidak mempunyai waktu banyak untuk berbimbang-bimbang. Pada saat yang tepat ia miringkan tubuhnya seperti apa yang ia lakukan sewaktu ia menghadapi keadaan yang sama, ketika ia bertempur dengan Lawa Ijo. Tetapi sekarang ia tidak menghendaki pisau itu menelan korban orang yang tak berdosa. Dengan suatu gerakan yang sukar dilihat dengan mata, tangan Mahesa Jenar menyambar tangkai pisau itu. Tahu-tahu pisau itu sudah di tangannya.
Melihat adegan itu, penonton menjadi gempar. Mereka menjadi lupa bahwa diantara mereka masih ada empat orang iblis yang menyaksikan pertunjukan itu dengan penuh kemarahan. Kecenderungan mereka untuk  memihak Mahesa Jenar akan menambah dendam keempat orang itu. Ki Asem Gede yang paling tak dapat menguasai dirinya. Seperti orang anak kecil ia berteriak-teriak memuji. Bagus ..., bagus ..., bagus ..

Tiba-tiba teriakan Gagak Bangah terputus, dan kegemparan penonton pun mendadak terhenti. Mereka melihat seorang dengan lincah meloncat ke dalam arena sambil memegang sebuah pedang pendek. Itulah Gagak Bangah. Anggota termuda dari kawanan iblis itu. Rupa-rupanya ia tidak dapat lagi mengendalikan dirinya melihat Watu Gunung dihinakan sedemikian. Meskipun ia merasa bahwa ia sendiri tidak akan mampu melawan Mahesa Jenar, tetapi berdua dengan Watu Gunung adalah lain soalnya.
Gagak Bangah sendiri tidak sekuat Watu Gunung, tetapi ia mempunyai kelebihan dalam hal kecepatan bergerak. Dan kecepatannya itu apabila digabungkan dengan kekuatan tenaga Watu Gunung mungkin akan dapat merobohkan lawan yang bagaimanapun tangguhnya. Melihat seorang kawannya memasuki arena, hati Watu Gunung yang sudah tipis sekali itu menjadi tergugah kembali. Ia sudah tidak peduli lagi kepada peraturan yang ditentukan dalam pertarungan itu. Melihat seorang lagi masuk dalam arena, Mahesa Jenar terkejut. Ia surut beberapa langkah ke belakang, dan pandangannya mengandung pertanyaan. Tetapi dengan tak banyak cakap, Gagak Bangah sudah memutar pedang pendeknya dan dengan kecepatan yang luar biasa ia menyerang Mahesa Jenar.
“Tunggu... apakah kau ingin menggantikan Watu Gunung?” Terpaksa Mahesa Jenar ingin mendapat penjelasan sambil meloncat menghindari serangan itu. Tetapi, ia tidak mendapat jawaban, bahkan kini Gagak Bangah dan Watu Gunung menyerang bersama-sama.
 “Kalian melanggar peraturan,” sambung Mahesa Jenar sambil meloncat menghindari sambaran pedang pendek dan kemudian cepat sekali ia meloncat dua depa ke belakang sebelum kaki Watu Gunung mengenai tungkaknya.
 “Tidak ada suatu peraturanpun yang dapat mengikat kami,” teriak Gagak Bangah dengan garangnya. “Kami berdiri di atas segala peraturan. Kalau kami berhak menentukan peraturan, kami pun berhak mengubah atau menghapus peraturan itu.”
Mahesa Jenar jadi sadar bahwa ia berhadapan dengan orang-orang yang licik dan tidak bersikap jantan. Ia paling benci pada sifat-sifat yang demikian. Ia lebih menghargai seseorang yang mengakui kekalahannya daripada orang yang licik dan curang. Itulah sebabnya kemarahan Mahesa Jenar tergugah.
Tetapi ia sekarang berhadapan dengan dua orang yang mempunyai keistimewaan masing-masing dan tergolong dalam tingkatan yang cukup tinggi. Karena itu ia harus mengerahkan sebagian besar kepandaiannya. Ki Asem Gede yang menyaksikan kecurangan itu pun menjadi gusar. Untuk melawan dua orang, belum tentu Mahesa Jenar dapat menang. Karena itu ia sudah membulatkan tekad untuk melibatkan diri dalam pertempuran itu. Tetapi baru saja ia akan meloncat, tiba-tiba terdengarlah sebuah bisikan. “Jangan berbuat sesuatu Ki Asem Gede.”

Bersambung....... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mau mampir...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.