Oleh SH Mintarja
Orang-orang
yang menyaksikan gerak Gagak Ijo itu menjadi tergoncang hatinya. Mereka telah
berpuluh kali melihat ketangkasan Gagak Ijo, tetapi kali ini gerakannya adalah
diluar dugaan. Hal ini terdorong oleh kemarahannya yang meluap-luap, sehingga
semua orang yang menyaksikan menahan nafas sambil berdebar-debar.
Tetapi
gerakan ini bagi Mahesa Jenar adalah gerakan yang sangat sederhana. Bahkan
mirip dengan gerak yang tanpa memperhitungkan kemungkinan yang ada pada
lawannya. Untuk menghindari serangan ini Mahesa Jenar tidak perlu banyak
membuang tenaga. Hanya dengan sedikit mengisarkan tubuhnya dengan menarik
sebelah kakinya, Mahesa Jenar telah dapat menghindari terkaman Gagak Ijo itu.
Dengan demikian, karena dorongan kekuatannya
sendiri Gagak Ijo menjadi kehilangan keseimbangan.
sendiri Gagak Ijo menjadi kehilangan keseimbangan.
Dalam
keadaan yang demikian, sebenarnya Mahesa Jenar dengan mudahnya dapat membalas
serangan itu dengan suatu pukulan yang dapat mematahkan tengkuk Gagak Ijo.
Tetapi Mahesa Jenar tahu, kalau dengan demikian akibatnya akan hebat sekali.
Karena itu, ia hanya menyerang Gagak Ijo dengan sentuhan jarinya, untuk
mendorong punggung Gagak Ijo dengan arah yang sama. Gagak Ijo yang memang sudah
kehilangan keseimbangan, segera jatuh tertelungkup mencium tanah.
Mereka
yang berdiri mengitari arena pertarungan itu, mula-mula mengira bahwa akan
hancurlah muka orang asing itu diremas oleh Gagak Ijo. Tetapi ketika mereka
menyaksikan kenyataan itu, menjadi sangat terkejut dan heran. Gagak Ijo itu
sendiri malahan yang mencium tanah. Banyak diantara mereka tidak dapat melihat
apa yang sudah terjadi.
Tetapi
dengan demikian Mahesa Jenar tambah berhati-hati, sebab ia tahu bahwa apa yang
dilakukan Gagak Ijo adalah diluar kesadarannya, karena terdorong oleh
kemarahannya yang memuncak. Sehingga dalam tindakan selanjutnya, pastilah Gagak
Ijo akan memperbaiki kesalahannya. Gagak Ijo sendiri kemudian merasa bahwa
tindakannya kurang diperhitungkan lebih dahulu. Ia baru sadar ketika hidungnya
sudah menyentuh tanah, dan sebentar kemudian seluruh mukanya. Peristiwa ini adalah
memalukan sekali. Tokoh seperti Gagak Ijo dengan bulat-bulat terbanting di atas
tanah tanpa dapat berbuat sesuatu untuk menahannya. Karena itu ia menjadi
semakin marah. Hatinya menjadi seperti terbakar dan matanya merah
menyala-nyala. Seluruh tubuhnya menggigil seperti orang kedinginan.
Tetapi
setelah mengalami kejadian tersebut, ia tidak berani menyerang dengan membabi
buta. Karena itu, ketika ia mulai menyerang lagi, ia berbuat lebih hati-hati.
Dengan kecepatan yang tinggi, ia menyerang dengan kakinya ke arah perut Mahesa
Jenar. Tetapi dengan cepat pula serangan ini dapat dihindari, dan sebelum Gagak
Ijo dapat berdiri tegak kembali, Mahesa Jenar telah membalas menyerang dadanya.
Tetapi Gagak Ijo cukup waspada
Gagak
Ijo membuat gerakan setengah lingkaran ke belakang untuk menghindari serangan
Mahesa Jenar. Bersamaan dengan itu, kakinya menyambar tangan Mahesa Jenar.
Mahesa Jenar cepat-cepat menarik serangannya, dan secepat itu pula tangannya
yang lain menyentuh kaki Gagak Ijo itu ke atas. Sekali lagi Gagak Ijo
kehilangan keseimbangan, dan kali ini ia jatuh terlentang. Dengan gugup Gagak
Ijo berguling dan kemudian berusaha tegak kembali.
Bersambung....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau mampir...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.