Kamis, 29 November 2012

NAGASASRA SABUK INTEN (022)

Oleh SH Mintarja
Tetapi yang paling gembira dengan usul ini, sambung Ki Asem Gede, adalah Adi Mantingan, yang telah beberapa lama tidak  mendengar suara gamelan.
Kembali terdengar mereka tertawa riuh. Sebentar kemudian mulailah segala sesuatunya berlangsung dengan meriah. Hidangan yang disiapkan oleh Nyai Demang satu demi satu mengalir keluar. Sementara itu bunyi gamelan yang berpadu dengan suara Nyai Jae Manis benar-benar dapat membelai hati pendengarnya.
 Di halaman, satu demi satu orang berdatangan untuk turut serta menikmati suara pesinden kenamaan dari daerah ini. Tetapi belum lagi mereka puas menikmati semuanya itu, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suara derap kuda yang berlari kencang. Makin lama makin dekat dan makin dekat.
 Mendengar derap kuda itu, Demang Pananggalan, Mantingan, Ki Asem Gede dan Mahesa Jenar serentak mengangkat mukanya untuk mengetahui dari mana arah kedatangan mereka. Sedangkan di halaman segera terjadi keributan. Perempuan-perempuan berlari-lari kesana-kemari, anak-anak menangis menjerit-jerit. Mereka masih belum melupakan peristiwa beberapa waktu yang lalu, ketika ada rombongan orang-orang berkuda yang mengganggu ketenteraman desa mereka. Untunglah bahwa Demang Pananggalan cepat bertindak. Ia segera meloncat ke halaman dan mengatasi keadaan.

 Perempuan dan anak-anak masuk ke rumah, perintah Demang Pananggalan dengan suara nyaring. Sedangkan semua laki-laki di halaman ini, segera memencar dan berusaha untuk mendapatkan senjata apa saja. Kita masih belum tahu siapakah yang datang, tetapi keselamatan desa ini di tangan kalian, lanjut Demang.
Laki-laki Kademangan ini  bukanlah bangsa pengecut. Tetapi meskipun demikian, hati mereka berdebar-debar juga mengenangkan kebuasan orang-orang berkuda yang datang beberapa waktu yang lalu.
 Cepat-cepat mereka berpencar dengan senjata seadanya di tangan masing-masing. Karena mereka sama sekali tidak bersiaga, maka kecuali yang sedang bertugas ronda, mereka semuanya tidak bersenjata. Untuk mencukupi kebutuhan, ada yang memegang sabit rumput, kapak pembelah kayu, kayu penumbuk padi, kayu tajam untuk mengupas kelapa, bahkan ada yang bersenjata perunggu wilahan gamelan, di tangan kanan dan kiri.
Beberapa orang yang rumahnya berdekatan dengan pendapa kademangan, berloncatan pulang untuk mengambil tombak, pedang dan apa saja yang ada untuk mempersenjatai kawan-kawan mereka.
 Tetapi getaran hati mereka terasa jauh berkurang ketika mereka melihat di atas tangga pendapa kademangan berdiri Ki Asem Gede dan Ki Dalang Mantingan dengan trisulanya di tangan, serta tamu mereka yang gagah perkasa, Mahesa Jenar, yang juga bergelar Rangga Tohjaya, dengan sikap yang tenang dan meyakinkan.
Pada saat itu, suara derap kuda itu sudah demikian dekatnya. Sesaat kemudian mereka melihat empat orang penunggang kuda berturut-turut menyusup regol memasuki halaman Kademangan.
Ketika para penunggang kuda itu melihat kesiap-siagaan orang-orang di halaman itu, mereka tampak terkejut, dan sekuat tenaga mereka menarik kendali kuda masing-masing sehingga kuda-kuda itu berdiri dan meringkik-ringkik. Secepatnya kuda itu menjejak kaki depannya di atas tanah, secepat itu pula para penunggangnya berloncatan turun.
Bersamaan dengan itu, lega pulalah hati setiap orang yang berdiri di halaman, karena mereka menyaksikan bahwa kedua penunggang kuda yang di depan tampak samar-samar oleh cahaya lampu, memakai sabuk putih, serta segulung tali berjuntai di pinggangnya dan di pinggang yang lain tergantung kantong yang berisi batu-batu pilihan. Itulah ciri-ciri murid Ki Asem Gede yang bersenjatakan bandil. Dua orang yang lain pun tidak menunjukkan tanda-tanda yang berbahaya, meskipun di pinggang mereka tergantung kapak yang tajamnya putih berkilat-kilat oleh cahaya lampu.
Wajah Ki Asem Gede segera berkerut ketika menyaksikan orang-orang berkuda yang datang itu. Dijelaskan bahwa ia sedang berusaha untuk menguasai debar jantungnya.
Bersambung........ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mau mampir...

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.