Sekali
lagi ia berhenti. Rupa-rupanya ia sedang mengingat-ingat apa yang telah
terjadi. Kemudian ia kembali menyambung ceritanya. Tetapi terkutuklah mereka.
Terkutuklah rombongan orang-orang berkuda itu. Pada malam kedua mereka
menangkap seorang gadis yang sedang pergi ke sungai. Gadis ini sempat menjerit,
dan seorang yang baru pulang dari mengairi sawahnya dapat menyaksikan peristiwa
itu. Pengantar gadis itu, seorang pemuda tanggung dipukulinya sampai pingsan.
Maka ketika hal itu disampaikan kepada kami, meledaklah amarah kami. Segera
Banjar Kademangan yang kami sediakan sebagai tempat penginapan mereka, kami
kepung rapat-rapat. Mereka segera kami ancam untuk menyerah. Tetapi yang
terjadi adalah diluar dugaan kami. Mereka sama sekali tidak menghiraukan
kehadiran kami, orang-orang hampir seluruh desa ini. Ketika kami mendengar
gadis itu menjerit, hati kami tak tahan lagi. Cepat-cepat kami menyerbu masuk.
Tetapi rupa-rupanya mereka telah siap menanti kedatangan kami.
Dan segera
terjadilah pertempuran. Orang-orang kami lebih banyak dikendalikan oleh
kemarahan yang meluap-luap, daripada kesediaan untuk bertempur. Apalagi
rombongan berkuda itu ternyata terdiri dari orang-orang yang tangguh. Maka
lenyaplah segala kesan keramah-tamahan mereka. Bahkan tampaklah betapa dahsyat
cara mereka menjatuhkan lawan. Beberapa saat pertempuran itu berlangsung dengan
dahsyatnya, tetapi segera tampak betapa lemahnya kami. Segera orang-orang kami
dapat dihantam dan dicerai-beraikan. Aku tidak lagi dapat berpikir lain
daripada bertempur mati-matian. Dan aku beserta Baureksa dan Gagak Ijo sebagai
orang-orang yang paling dapat dipercaya pada waktu itu, berhasil menerobos
masuk ke banjar, sehingga kami bertiga langsung terlibat dalam perkelahian
melawan suami-istri pemimpin gerombolan itu. Mungkin terdorong oleh kemarahanku
maka terasa seolah-olah tenagaku menjadi berlipat-lipat. Si istri itu pun
ternyata mempunyai ilmu yang tinggi, ditambah lagi betapa kasarnya cara mereka
bertempur. Si Suami menerkam dan mengaum seperti harimau, sedangkan si isteri
menyerang dengan jari-jari yang dikembangkan. Wajah-wajah mereka yang ramah itu
sekarang sudah berubah menjadi wajah-wajah iblis yang menakutkan. Tetapi aku
sama sekali tidak peduli. Mungkin saat itu, akupun berkelahi seperti iblis.
Tetapi kemudian ternyata bahwa kami bertiga bukanlah lawan mereka. Apalagi
tenagaku adalah tenaga orang tua yang sangat terbatas. Ketika nafasku sudah
mulai mengganggu, segera aku merasa terdesak, sedangkan serangan mereka semakin
lama menjadi semakin kasar.
Demang
tua itu menarik nafas sambil membetulkan duduknya, kemudian ia melanjutkan,
Saat itu aku sudah berpikir bahwa rupa-rupanya ajalku sudah hampir tiba. Sebab
daya tahanku semakin lama menjadi semakin lemah. Apalagi Baureksa dan Gagak Ijo
sama sekali tak dapat berbuat sesuatu. Tetapi ternyata Tuhan menghendaki lain.
Rupa-rupanya salah seorang telah memberitahukan kesulitan-kesulitan kami ini
kepada Ki Asem Gede, yang pada saat yang tepat datang menolong kami.
Demang
itu berhenti berceritera. Pandangan matanya yang suram itu dilemparkan kepada
Ki Asem Gede. Lalu katanya, Selanjutnya Ki Asem Gede-lah yang lebih
mengetahuinya.
Mahesa
Jenar mendengarkan cerita Demang tua itu dengan penuh perhatian. Terbayang
betapa Demang tua itu telah berusaha mati-matian untuk melindungi rakyatnya,
sampai ia tidak memikirkan nasibnya sendiri. Tetapi rupa-rupanya lawannya
adalah orang yang perkasa.
Ki
Asem Gede yang diminta melanjutkan cerita itu, berkisar sedikit. Dipandangnya
pelita yang nyalanya bergerak-gerak oleh angin yang berhembus ke pendapa. Ia
batuk-batuk sedikit, lalu mulailah ia bercerita. Anakmas, sebenarnya bukanlah
pertolongan yang aku berikan, tetapi semata-mata hanyalah karena kebetulan saja
dan terutama atas kehendak Tuhan. Aku bukanlah orang yang mempunyai kepandaian
yang cukup untuk bertanding. Kalau pada masa mudaku, sekali dua kali aku pernah
terlibat dalam suatu pertarungan, itu sama sekali bukan karena aku mampu
melakukannya, tetapi itu hanyalah karena kebodohan dan kesombonganku yang
kosong saja.
Bersambung......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mau mampir...
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.