Akan
aku coba, tetapi harus perlahan-lahan. Sebab bisa di dalam tubuh Wirasaba telah
bekerja terlalu lama. Kalau tubuhnya itu tidak mempunyai daya tahan yang luar
biasa, ia telah lama binasa. Karena itu aku tidak berani mengobatinya
sekaligus. Benturan yang berlebihan di dalam tubuhnya antara dua jenis bisa itu
akan dapat membunuhnya. Dan untuk itu akan memerlukan waktu, jawab Ki Asem
Gede.
Akhirnya
Ki Asem Gede minta kepada Mahesa Jenar untuk diizinkan meminjam biji bisa itu.
Ia akan mencoba sedikit demi sedikit mengobati kaki Wirasaba yang
bertahun-tahun tak dapat dipergunakan.
Sementara
itu malam menjadi semakin dalam. Bunyi jangkrik terdengar saling bersahutan
dengan kemersik daun yang digerakkan oleh angin malam sejuk. Sementara itu, Ki
Asem Gede atas nama anak menantunya mempersilahkan kedua tamunya itu untuk
beristirahat.
Tetapi malam itu Mahesa Jenar sama sekali tidak berhasrat untuk tidur. Ketika ia sudah membaringkan dirinya, teringatlah kembali semua peristiwa yang dialaminya pada hari-hari terakhir. Maka barulah terasa penat-penat di bagian-bagian anggota badannya.
Tetapi malam itu Mahesa Jenar sama sekali tidak berhasrat untuk tidur. Ketika ia sudah membaringkan dirinya, teringatlah kembali semua peristiwa yang dialaminya pada hari-hari terakhir. Maka barulah terasa penat-penat di bagian-bagian anggota badannya.